test test

Monday, September 10, 2007

kritik dan saran yang ~semoga~ membangun

So these late weeks were very very tiring... Klinik konser, OM, ortho, perio, cari pasien, daftarin pasien, jemput pasien, anter pulang pasien, and my mom said that I'm looked skinnier... And I think she's right. Setelah ditimbang, berat badan saya susut dari 42 kg ke 40 kg. Well~well~well... saya memang agak stress belakangan ini. Libur klinik hampir 3 bulan, praktis bikin saya terkaget-kaget di klinik yang sekarang.

Sebenernya saya no problem dengan segala macam kerjaan klinik. Jujur saja, saya suka konservasi dan lumayan berminat di ortho, perio, dan OM. But I want to say something to my beloved campus : Please hargailah kebutuhan mahasiswa yang membutuhkan sarana prasarana yang menunjang klinik. Nggak etis kalau saya tulis di sini. Yang pasti, fakultas kedokteran gigi di Singapura sudah menerapkan sistem pengajaran yang menurut saya sangat keren karena nggak ada ~atau lebih tepatnya : belum ada~ di sini : memberikan 1 kubikel untuk 1 mahasiswa, meniadakan sistem pressing sehingga mahasiswa dan dosen bisa diskusi layaknya teman sejawat, menyuplai pasien untuk mahasiswa dengan mempromosikan klinik gigi dan mulut kampusnya sehingga masyarakat nggak ragu-ragu untuk berobat (dan diobati mahasiswa), dan menetapkan indikasi requirement dengan super jelas. Misalnya sekali lihat 1 pasien, baik dokter A, dokter B, dokter C, dkk pasti kompak dalam menentukan hanya SATU diagnosa. Bukan menurut dokter A, pasien ini indikasi klas II, trus menurut dokter B, pasien ini indikasi inlay yang pada akhirnya membingungkan mahasiswa. Ohya, mereka juga nggak menganut azas : bantai dulu mahasiswa sebelum dikasi gelar sarjana.

Ya memang bener kata Yessi pas kita antre absen klinik tadi (saking ribetnya tu sistem ngabsen, kita jadi sempat ngobrol-ngobrol). Di saat Raden Wijaya masih nebang pohon buat bangun kerajaan Majapahit, Plato dan Aristoteles sudah ngomongin soal ~apa tadi Yes ??~ pokoknya sudah menjurus ke ilmiah lah... Waktu saya ke Singapura, pas lewat imigrasi, antrean sangat amat lancar dan tertib. Tapi pas sampai Indonesia ? Holoh-holohhhh... Nah, dengan kata lain ???

...

silahkan dipikir sendiri d :p

Tapi biar gimanapun, saya tetap cinta Indonesia. Saya pengen suatu saat negara ini dihargai dunia bukan karena memiliki Bali, tapi karena ilmu kedokteran giginya yang nggak kalah sama negara-negara lain. Semoga impian saya lekas terkabul. S e m o g a...

No comments:

Post a Comment

comments here