test test

Tuesday, January 20, 2009

oleh-oleh dari klinik BM : letakkan stempel pada tempatnya

Hari ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah saya jaga di klinik bedah mulut, saya ditegur instruktur gara-gara hal yang super duper sepele. Dan hal yang super-duper-sepele itu adalah : STEMPEL.

Bicara-bicara soal stempel, si stempel ini letaknya di meja staff luar. Biasanya buat bikin resep atau surat rujukan ke luar fakultas, kita pake yang namanya stempel ini. Dan setau saya (ini setau saya loh ya...) biasanya lokasi yang distempel tuh deket-deket tanda tangan si pengirim rujukan atau si pembuka resep (dalam hal ini sih : staff yang bertanggung jawab di BM). Dan selama ini, disitulah saya biasa menaruh stempel kalo bikin resep buat pasien. Tepat di sebelah tanda tangan instruktur.

Hari ini, abis drg. RBQ acc resep yang saya tulis, saya ngecap stempel persis di samping tanda tangannya.


Nahhhh....tiba-tiba, dokter senior yang juga lagi ada di meja staff luar, negur saya dengan keras : "MBAK !! Naroh stempel bukan di situ tempatnya !!! DI ATAS !!!"

Drg. RBQ ngasih saya kode untuk cepet-cepet ngganti resep sebelum dokter seniornya nyap-nyap panjang lebar. Jadi saya bikin resep yang baru. Dengan stempel di atas, tentunya.


Pas mau saya acc-in lagi ke drg. RBQ, tambah melotot-lah si dokter senior tadi. Sambil ngomel (kali ini ngomelnya bener-bener panjang lebar), saya disuruh naroh stempel TEPAT di samping kop fakultas. Tentu saja diiringi tatapan dari staff lain seolah-olah saya ini narapidana Nusakambangan yang bakal dijatuhi hukuman mati. Soalnya dokter senior ini bilang gini sama saya :
"KAMU INI KOK ANEH BUANGEEEEEEETTTT SEH MBAK (dengan banyak huruf 'E' pada kata : 'banget') STEMPEL ITU TUH DITAROHNYA DI ATASSSSS !!!!"

Udah gitu, keras lagi ngomelnya. Untung staff lainnya nggak ikutan komentar. Dan drg. RBQ nggak ikut-ikutan ngomel. Thanks God, thanks Goddddddddd.....

Saya (yang-baru-pertama-kali-diperkarakan-dalam-urusan-stempel-menyetempel-ini) emang nggak tahu kalo selama ini stempel harus ditaroh di POJOK kanan atas. Saya kira cuman perangko yang ditaroh di pojok kanan atas, hihihi.... Soalnya biasanya, instruktur atau staff di BM fine-fine aja saya naroh stempel di samping tanda tangan mereka. Cuman saya nggak nyangka aja, kalo si stempel ini bisa bikin urusan di klinik jadi panjang. Pas akhirnya saya naruh stempel dengan benar di resep ketiga, dokter senior tadi masih melototin saya dengan wajah seram lohhh....

Bicara-bicara tentang klinik, hari ini pasien di BM udah kayak air bah saking banyaknya. Sedangkan mahasiswa yang jaga jumlahnya ga sebanyak hari Rabu, Kamis, Jumat. Jadilah saya kerja rodi mulai pagi. Kontrol trauma, kontrol abses, kontrol post pemasangan arch bar, dan belum ilang setres saya, eh... masih ditambah urusan stempel ini. Untung extend di BM cuman nambah 2 minggu. Coba kalo nambah sebulan, huahahaha.... bisa tambah kurus sayaaaaaaaa....

No comments:

Post a Comment

comments here