Sambil nunggu dosen-dosen dewa muncul, salah satu temen saya, sebut aja Herlina, nanya-nanya ke temen-temen tentang insersi.
Herlina : "Eh eh, waktu insersi... pasiennya dilatih ngomong apa sih ?"
Sari : "Suruh aja ngomong : satu missisippi sampe sepuluh missisippi... Trus dicek, copot nggak gigi palsunya."
Herlina (panik) : "Lah, kalo copot gimana dong ????"
Sari : "Ya jangan ditunjukin dulu ke dosennya... Ntar kamu malah disuruh cetak ulang."
In the end, dicobalah trial ngomong missisippi ini ke si pasien...
Herlina : "Pak...coba ngomong satu missisippi sampe sepuluh missisippi."
Pasien : "Satu missisippi sampe sepuluh missisippi."
Herlina : "Maksud saya, satu missisippi, dua missisippi, tiga missisippi, sampe sepuluh missisippi gitu lho Pak."
Pasien : "Missisippi itu apa sih mbak ?"
Herlina : "Missisippi itu nama sungai, Pak. Kali, Pak. Kali."
Pasien : "Kok nggak Mas aja ? Lebih gampang."
Herlina : "Halah Pak, Missisippi aja."
Lha kok pake tawar menawar segala... Btw, Mas adalah nama sungai yang menjadi salah satu ikon di kota Surabaya.
Pasien : "Satu missisippi, dua misssippi, ......, zembilan mizzizippi, zepuluh mizzzzziiizzzzipppiii... Zuzah mbak."
Herlina : "Yaudah, kalo nanti bapak ditanya sama dosennya... bilang enak ya Pak..."
Nah, inilah trik yang
Ngomong-ngomong tentang 'jurus-kerja-sama-yang-baik-antara-operator-dan-pasien' ini, saya jadi keinget salah satu cerita dari senior saya. Ceritanya, pasien full denture ini dipake bertujuh sama temen-temennya yang lain. Jadi akhirnya si pasien punya 7 pasang gigi palsu. Hebat tuh. Ntar si pasien bakalan punya gigi palsu khusus hari Senin...Selasa...Rabu... hahaha... Hebatnya lagi, pasien ini sangat amat kooperatif.
Ceritanya, biar nggak ketauan dosen, si pasien didandanin dulu tiap pindah operator. Kalo pas lagi dipake sama senior saya ini, si pasien dipakein kopiah ala kiai. Ditambah tasbih biar meyakinkan.
Nah, di hari insersi... senior saya ngerasa ada yang salah sama full denture bikinannya. Si pasien jadi cadel alias pelat. Susah ngomong huruf S dan R. Artikulasinya serba nggak jelas. Jadilah senior saya ini kongkalikong sama pasien ~yang emang kooperatif banget itu~
Senior : "Pak, kalo dosennya tanya, bilang : ENAK ya Pak... Wis, pokoknya bilang ENAK aja, jangan yang lain."
Trus, dipanggillah dosen jaga.
Dosen : "Coba bapak ngomong : sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas..."
Pasien : "ENAK !"
Dosen : "Lho... ngomong dulu pak. Sepuluh, sebelas, dua belas..."
Pasien : "ENAK DOK ! ENAK !"
Si dosen bingung sendiri. Dikiranya, si pasien agak-agak budek. Tapi karena si pasien bilang enak, ya diacc lah kerjaan senior saya itu...
Tips dari senior saya : Cara ini hanya boleh diterapkan kalo keadaan benar-benar sangat genting dan nggak merugikan pasien tentunya.
No comments:
Post a Comment
comments here