Entah saya yang nggak telaten ngurus anak-anak atau anak-anak itu yang keterlaluan, yang pasti beberapa hari ini saya cukup dipusingkan oleh pasien ortho saya. Seminggu lalu, saya ngajak anak-anak dari SDN Klampis buat seleksi pasien. Dari 6 pasien, hanya 2 yang diterima. 1 jadi pasien saya, 1 jadi pasien sepupu saya. Kebetulan mereka ber-6 nggak terlalu ribet diurus, jadi walaupun saya sempat stres dengan keberisikan mereka di mobil dan kantin, saya masih ok-ok aja...
Nah, berhubung pasien pacar saya ditolak semua pas itu, saya pun melebarkan akses pencarian pasien ke daerah SDN Airlangga. Di daerah itu, saya dan pacar berhasil menjaring 6 calon pasien untuk diseleksi hari Selasa tanggal 11 kemarin...
And I've got shocked !!!
Ceritanya, saya bertugas menjemput 6 anak ini di rumah masing-masing sebelum jam 12 agar bisa dibawa pacar saya pas klinik ortho jam 12 nya.
Pasien I : Ayu. Cerewetnya luar biasa. Pas saya jemput, dia masih nyiapin buku. Nunggu sekitar 10 menit, kita pun jalan ke rumah pasien kedua.
Pasien II : Ima. Untung pas dijemput, dia sudah siap. Setelah pamitan sama ibunya, saya ajak 2 anak ini untuk jemput 4 temennya yang lain.
Ayu dan Ima bukan main cerewetnya. Sepanjang jalan mereka nggak berhenti mengoceh, dan yang bikin saya agak-agak shock...mereka bilang gini :
Entah-Ayu-entah-Ima (karena saya konsen nyetir) : "Kak Imel, ntar kita berenang ya ?"
Saya-yang-bete-luar-biasa-karena-jalanan-macet-sekali : "Mau renang di mana ? Di Brantas ?"
Ayu : "Jangan di Brantas, kak. Di Waterpark aja ! Tapi kak Imel yang bayarin."
OMG...
Ima : "Nanggung kak kalau di Waterpark. Sekalian aja ke WBL."
Saya (berlagak bego) : "Di mana itu ya ?"
Ima : "Wisata Bahari Lamongan. Di Lamongan, kak... Ayo kak... Ya kak ya ??? Bayarin ya kak ya..."
Busyet... saya aja belum pernah ke sana....
Saya : "Kakak nggak tahu jalannya."
Entah-Ayu-entah-Ima : "Ntar ajak ibu Ima aja. Ibu Ima pernah pergi ke sana."
Aduh, saya bener-bener speechless... Untung pas itu saya udah sampai ke rumah pasien berikutnya. Jadi omongan soal renang-berenang itu bisa dipending sebentar.
Pasien III : Luluk. Pas saya jemput, dia baru mau mandi. Huks... T.T
Dan ~well~ mereka bertiga mulai mengaduk-aduk isi mobil, membuat keributan, dan memanjati punggung saya.
3 pasien berikutnya, Vivin, Yiyin, dan Agung saya jemput di sekolah mereka yang gangnya sempit banget. Alhasil mobil saya parkir di luar gang. Untung 3 pasien kecil saya ini cukup waras untuk mendengarkan instruksi saya dibanding 3 pasien yang lain yang sibuk rebutan siapa yang duduk di samping saya, di depan.
Sampai kampus, mereka berlarian sambil menyeret-nyeret saya.
Dan merangkul-rangkul pinggang saya ~kecuali Agung dan Vivin, thanks God !~
Dan mulai rewel minta dibelikan minum.
Sama makanannya sekalian.
Dan dengan rewel minta diajak ke WBL. Kamis ini ~tapi berhasil saya bujuk kalau perginya kapan-kapan aja setelah Lebaran~
Lebih kacau lagi, ternyata pasien ortho yang akan saya rawat... datang bersama 3 temennya yang nakalnya ajubilah...
Pasien saya, Uti, memang saya perlukan datang hari itu untuk saya ajukan acc pasien ke dosen pembimbing saya. Tapi 3 temennya itu kan nggak ada kena-mengenanya sama klinik saya...
Saya : "Lho Uti, ngapain temen-temenmu pada ikutan ke sini ? Emang mau dikawat juga giginya ?"
Uti : "Enggak kak."
Saya : "Kalau gitu, ngapain ikut ?"
Uti : "Mereka maksa ikut kak."
Saya menunjuk salah satu teman Uti. Bocah cowok ini emang dari tampangnya keliatan bandel luar biasa.
Saya : "Kamu emangnya mau dikawat ?"
Si bocah : "Enggak kak."
Saya : "Kalau gitu ngapain ikut ?"
Si bocah : "Kata Uti, di sini dikasi makan gratis."
Saya : "Jadi kamu di sini nggak dikawat, cuma minta makan ?"
Si bocah : "Iya, aku beliin nasi goreng dong kak. Sama es campur ya."
Bocah lain : "Aku nasi goreng sama es doger."
Bocah satunya lagi : "Aku nasi goreng sama es milo."
Gila, saya sampai mau mati rasanya. Jadi dikiranya saya lagi bagi-bagi zakat gitu kali... Akhirnya memang saya beliin mereka nasi goreng satu per satu (plus teh botol. Tidak ada es doger-campur-milo segala macem). Terserah mereka mau makan atau enggak, yang pasti untuk kunjungan berikutnya, saya sudah omongin si Uti agar tidak mengajak teman-temannya.
Dan thanks God, saya nggak perlu nganterin mereka pulang. Sepupu saya berbaik hati nganterin rombongan dari SDN Klampis. Pacar saya berbaik hati nganterin rombongan dari SDN Airlangga.
Untung requirement pasien ortho semester ini cuma 1 pasien...
No comments:
Post a Comment
comments here