Hari ini hari terakhir saya klinik prosto 1 dan besok adalah hari terakhir saya klinik BM 2. Perasaan saya sih, well~ enggak sedramatis semester kemarin sih. Sekedar info aja sih..., semester kemarin saya mengalami klinik-klinik yang lebih horor daripada semester ini.
Ini nih daftar klinik saya semester kemarin :
Oral Medicine 1 : dengan requirement berupa 2 pasien lesi primer. Atau untuk gampangnya sih, 2 pasien sariawan. Diameter sariawan enggak boleh kecil-kecil kayak bintik (kecuali waktu udah mepet + menatap instruktur dengan tatapan mengiba : "Boleh ya dok yaaa... Saya udah nyari kemana-mana, cuma dapet yang ini dok... Ini udah hari terakhir lho dok.... Plissss....") ---> silahkan dicoba, barangkali aja si dosen bakal berbaik hati. Diameter sariawan juga nggak boleh lebih dari 5 mm (atau pasien anda bakal dihibahkan ke OM 2. Which means : Silahkan cari pasien sariawan lagi). Ini nih klinik yang menurut saya : Butuh malah nggak dapet, nggak dicari eh malah dapet-dapet sendiri.
Tips : Andalkan keberuntungan anda dalam menemukan pasien sariawan. Dan jangan bosen-bosen nanyain semua orang yang anda temui : "Lagi sariawan nggak pak / bu / mas /mbak / dek / oom / tante / dok (????)"
Periodonsia 1 : dengan requirement berupa 1 kasus diagnosa dan skor 1 untuk scaling. Enaknya klinik ini : Start kliniknya baru 6 minggu setelah semesteran ~still have enough time to looking for patients then~, cari pasiennya nggak sesusah klinik-klinik lainnya, dan nggak butuh pasien jangka panjang (yang sangat berpotensi membuat kepala cekot-cekot kalo pasien tiba-tiba mutung ~istilah pacarannya sih : putus alias break up~ di tengah jalan). Nggak enaknya klinik ini : Jumlah kubikel yang nggak masuk akal dibandingin jumlah mahasiswa dengan waktu kerja klinik yang cuma sekali dalam seminggu. Dan jatah kerja yang cuma sekali dalam seminggu itu cuma 2 jam.
Tips : Karena pembagian kubikel adalah urusan yang cukup sensitif di klinik, tiap-tiap chief kelompok mesti bisa ngoordinir anggotanya biar semua kebagian jatah. Dan karena waktu klinik perio ini serba mepet, pinter-pinterlah mengatur jadwal pasien biar temen sekubikel kebagian jatah kubikel dan kalian berdua (atau bertiga, bahkan berempat) bisa nyelesain requirement tepat waktu.
Ortodonsia 1 : merawat 1 pasien (yang sama) dengan requirement berupa 4 ketrampilan dan 1 analisa kasus. Karena sifatnya adalah perawatan jangka panjang dan menuntut kekooperatifan si pasien, pasien-pasien yang keliatannya nggak bakal kooperatif, bandel, maruk, udah saya coret duluan dari daftar. Waktu itu, saya nggak punya koneksi, nggak punya tujuan, nggak kenal siapa-siapa, saya cuma modal nyali tok keluar masuk gang dan gedorin rumah orang-orang kayak sales door to door buat nanya-nanya. And God answered my pray by sending Uti to be my patient. Yahhh... itulah hasil terbaik yang saya dapatkan setelah keliling kampung-kampung somewhere on earth selama berhari-hari ~dan mengalami penolakan berkali-kali~
Tips : Atur jadwal kunjungan pasien sebaik-baiknya. Jangan sampe nabrak sama jadwal ujian atau jadwal ekskul si pasien, dan kalo perlu, relakan diri anda untuk jadi guru privat sekalian. Kasih reward seperlunya ~saran saya sih : jangan pernah kasih duit ke pasien anak atau ke anak pasien~ Jauhkan konsep money-minded dari anak-anak pokoknyaaaaa !!!!
Well, saya sih enggak pernah sekalipun ngasih duit buat Uti, pasien orto saya itu. Tapi kalo dia rajin pake kawat giginya, saya beliin dia buku tulis + jajan nasi goreng di kantin belakang.
Konservasi gigi 2 : Ini dia mbah momoknya paket klinik saya semester kemaren. Requirement : endo restorasi, inlay, onlay, vital crown. Kendalanya ? Hmmm...
(setelah melalui perdebatan yang panjang dan tanya jawab yang njelimet tentang diagnosa)
Dokter A : "Jadi ini indikasinya apa ?"
Saya : "Mahkota vital, dok"
Dokter A : "Gambar preparasinya masa kayak giniii ???"
Saya : "Iya saya betulkan dulu dok."
Setelah kurang begini dan begitu, betulin sana-sini and so on... akhirnya saya dapet acc diagnosa. Pas baru ngangkat bur buat mulai preparasi....
Dokter A : "Ayo absennnn. Waktu habis !"
Besoknya pas nunjukin hasil preparasi..... Dokter A lagi nggak jaga, yang jaga hari itu dokter B. Ya udah... saya nunjukin aja ke dokter B....
Dokter B : "Gigi atrisi semua gini mau kamu mahkota vital ? Gimana sih... ini kan indikasi spesialis. Kirim spesialis sana."
Masih belum menyerah, pertemuan berikutnya saya bawa lagi pasien ini untuk balik ke dokter A. Ehhh... si dokter A ternyata enggak jaga, yang jaga malah dokter B (again) dan dokter C. Sambil ngumpet-ngumpet, saya nunjukin preparasi ke dokter C.
Dokter C : "Gigi pendek kayak gini kok mau dibikinin mahkota. Ini kan seharusnya diendo."
(~~,)"" AAAAARRRGGGHHHH !!!
Karena klinik ini mempunyai tingkat kesetresan yang tinggi, sebaiknya anda banyak-banyak berdoa dan berusaha. Di klinik inilah motto ora et labora kerasa banget benernya...
Intinya : Saya sampe sujud syukur sak syukur-syukurnyaaaa waktu saya bisa lulus klinik ini. Sebenernya klinik konser 2 tuh bukan yang paling susah, tapi ini klinik yang paling penuh cobaan dan suffering. Serasa terpenjara di gubuk derita ~halah!~
Tips : Tabah dan tawakal.
See ? Those were my clinics last semester.
Klinik saya semester ini : prosto 1, BM 2, orto 2, dan PH 2. And talking 'bout these clinics... jujur aja, saya nih paling males kalo disuruh nyari pasien. Jadi, karena saya cuma perlu nyari 1 pasien prosto, saya ngerasa paket klinik semester ini lebih nyenengin daripada semester kemarin.
Orto 2 still with my Uti. Dia pake kawat giginya pagi-siang-sore-malem kecuali pas makan dan sikat gigi ~what a good girl~. BM dan prosto ya begitulah... Karena udah dilatih hidup susah di konser, entah mengapa saksusah-susahnya klinik ini, saya masih bisa survive. Padahal kalo mau ngitung penderitaan...., semester ini saya bokek banget gara-gara klinik prosto, pasien saya juga sempat mutung, sering nggak dateng juga kalo dijadwal, cerewet lagi. Tapi karena saya udah pernah ngalamin yang lebih buruk, anggap aja semua itu lewat lah. Qeqeqeqeqe...
Final exam and presentation for my final paper are coming up next week... Wish me luck :)
No comments:
Post a Comment
comments here