Oh well, hari ini saya sudah lumayan bete gara-gara pasien konser yang janji bakal datang jam 10 baru muncul di kantor pos jam 11. Munculnya sih sesuai tempat perjanjian : di kantor pos. Tapi dia telah menyia-nyiakan satu-jam-ku-yang-berharga itu buat mejeng di kantor pos sambil berspekulasi apa dia bakal dateng-enggak-dateng-apa enggak. Haizzzzzz.... Thanks banget buat pacar saya yang di sela-sela klinik prostonya dia menyempatkan diri untuk menengok keadaan saya yang sudah drop drastis gara-gara nungguin pasien konser satu itu...
Btw, tadi pagi pas saya ngambil kotak model kerja ortho saya, tahu-tahu di atasnya ada tulisan dari papa saya. Isinya doa buat saya. So sweet...thanks a lot papa. I love you so much. Semoga pacar saya bisa perhatian kayak papa...
Thanks a lot mama, selalu mendengarkan curhat saya setiap habis klinik. Walaupun mama pernah bilang nggak ngerti sama istilah-istilah yang saya omongin, mama tetep dengerin curhat saya ditambah doa agar saya nggak gampang stress.
I love you all...
Forget your dentophobia. I'm here to make you smile. Intra and extra oral.
Wednesday, September 26, 2007
Monday, September 24, 2007
3 from 7
Tuhan memang adil. Diciptakan-Nya 7 hari dalam seminggu dan hanya 3 hari yang dipakai klinik. Walaupun klinik-klinik itu cukup membebani pikiran dan menguras tenaga, membuat badan saya yang hanya terdiri dari tulang, air, dan 2% daging ini makin kurus dan lain sebagainya, setidaknya saya masih memiliki ~yeah~ semangat.
Dulu pas SMA saya paling benci dikejar-kejar. Dikejar deadline bikin majalah sekolah, dikejar waktu ujian yang makin mepet, dikejar cowok terang-terangan juga bikin saya sebel, kayak orang punya utang aja... Singkat kata, saya nggak suka acara kejar-mengejar.
Siapa yang nyangka, kuliah ini tetep isinya kejar-kejaran. Dikejar waktu, dikejar requirement, ngejar pasien, ngejar dosen. Hufff~ Hope that I can survive then... ^^ wish me luck, wish me luck...
Dulu pas SMA saya paling benci dikejar-kejar. Dikejar deadline bikin majalah sekolah, dikejar waktu ujian yang makin mepet, dikejar cowok terang-terangan juga bikin saya sebel, kayak orang punya utang aja... Singkat kata, saya nggak suka acara kejar-mengejar.
Siapa yang nyangka, kuliah ini tetep isinya kejar-kejaran. Dikejar waktu, dikejar requirement, ngejar pasien, ngejar dosen. Hufff~ Hope that I can survive then... ^^ wish me luck, wish me luck...
Friday, September 21, 2007
oh mbuletnya....
Dulu saya nggak menghargai nikmatnya kuliah. Sekarang saya baru ngerasain sendiri. Masih jauh lebih enak duduk manis sambil terkantuk-kantuk di ruang kuliah daripada memompa adrenalin di klinik.
Kecuali kalau :
1. Akses AC di klinik sudah merata.
2. Instruktur yang kooperatif. Yayaya, bukan nggak mungkin terbentuk antrean mengular naga di depan kubikel instruktur karena yang ditunggu sedang sibuk.... ngobrol ~no heart feeling~
3. Perenovasian kubikel dengan unit-unit uzur yang sudah layak dimuseumkan.
4. Dihapuskannya mbuletisasi pendaftaran pasien di kampus. Memang sih pada akhirnya saya terbiasa mendaftarkan pasien di loket, nunggu lama di kamar terima, masih harus nunggu lama lagi di emergency ~entah mengapa, budaya ngobrol sangat mendarah daging di negara ini~, baru pasien bisa dikerjakan. Tapi pasien saya ~yang notabene baru pertama kali datang ke klinik untuk dirawat~ kan jadi bingung... Mau nambal gigi aja mesti muter-muter kesana kemari dulu, nunggunya pake lama, lagi ! Pasien saya sih saya kasih pengertian : "Memang gitu mbak / mas... prosedurnya di kampus ya gini ini..."
Tapi kalau pasien itu bukan pasiennya mahasiswa ? Baru ngantre di depan kamar terima aja, paling dia udah kapok-kapok... Apalagi kalau mahasiswa yang nangani di kamar terima rada-rada hah-hoh. Makin kapok lah dia... Belum lagi di emergency kalau masih harus nunggu lama. Nah, udah berapa kapoknya ? Trus sama bapak di emergency pasti ditanyain : "Mau dirawat mahasiswa atau spesialis ?" diiringi tatapan mata sejumlah mahasiswa yang lagi butuh pasien mengelilingi kubikel emergency. Kapok ? Kayaknya sih iya... dan ketakutan pastinya. Akhirnya seandainya mau dirawat mahasiswa pun, ujung-ujungnya dia nggak kooperatif. Maunya pasti cepet dirawat, cepet selesai. Padahal mungkin mahasiswa yang bersangkutan kliniknya cuma Senin Kamis misalnya. Mbulet belibet memang... Pada akhirnya, pasien tersebut beralih ke spesialis. Dan mahasiswa S-1 jadi kesulitan mendapatkan pasien...
Entah aturan kayak gini siapa yang buat... saya sih nggak minta dirombak total. Cukup direvisi saja. Biar menguntungkan 3 belah pihak. Instruktur, mahasiswa, pasien. Biar sama-sama enak gitu lho...
Ohya by the way, numpang berpendapat aja sih. Kalau pasien lebih memilih mahasiswa pendidikan dokter gigi spesialis untuk merawat giginya daripada mahasiswa pendidikan dokter gigi, bagi saya itu hak pasien... Tapi kalau pasien tersebut bilang gini : "Nggak mau ah saya dirawat mahasiswa (mahasiswa S-1 seperti saya dan teman-teman maksudnya -red). Nanti gigi saya malah rusak semua." Itu yang bikin saya bete. Dan sakit hati. Sebegitu buruknya kah citra mahasiswa FKG di masyarakat ?
Lagian mau mahasiswa S-1 kek, mau mahasiswa spesialis kan statusnya sama-sama masih belajar. Ya toh ?
Kecuali kalau :
1. Akses AC di klinik sudah merata.
2. Instruktur yang kooperatif. Yayaya, bukan nggak mungkin terbentuk antrean mengular naga di depan kubikel instruktur karena yang ditunggu sedang sibuk.... ngobrol ~no heart feeling~
3. Perenovasian kubikel dengan unit-unit uzur yang sudah layak dimuseumkan.
4. Dihapuskannya mbuletisasi pendaftaran pasien di kampus. Memang sih pada akhirnya saya terbiasa mendaftarkan pasien di loket, nunggu lama di kamar terima, masih harus nunggu lama lagi di emergency ~entah mengapa, budaya ngobrol sangat mendarah daging di negara ini~, baru pasien bisa dikerjakan. Tapi pasien saya ~yang notabene baru pertama kali datang ke klinik untuk dirawat~ kan jadi bingung... Mau nambal gigi aja mesti muter-muter kesana kemari dulu, nunggunya pake lama, lagi ! Pasien saya sih saya kasih pengertian : "Memang gitu mbak / mas... prosedurnya di kampus ya gini ini..."
Tapi kalau pasien itu bukan pasiennya mahasiswa ? Baru ngantre di depan kamar terima aja, paling dia udah kapok-kapok... Apalagi kalau mahasiswa yang nangani di kamar terima rada-rada hah-hoh. Makin kapok lah dia... Belum lagi di emergency kalau masih harus nunggu lama. Nah, udah berapa kapoknya ? Trus sama bapak di emergency pasti ditanyain : "Mau dirawat mahasiswa atau spesialis ?" diiringi tatapan mata sejumlah mahasiswa yang lagi butuh pasien mengelilingi kubikel emergency. Kapok ? Kayaknya sih iya... dan ketakutan pastinya. Akhirnya seandainya mau dirawat mahasiswa pun, ujung-ujungnya dia nggak kooperatif. Maunya pasti cepet dirawat, cepet selesai. Padahal mungkin mahasiswa yang bersangkutan kliniknya cuma Senin Kamis misalnya. Mbulet belibet memang... Pada akhirnya, pasien tersebut beralih ke spesialis. Dan mahasiswa S-1 jadi kesulitan mendapatkan pasien...
Entah aturan kayak gini siapa yang buat... saya sih nggak minta dirombak total. Cukup direvisi saja. Biar menguntungkan 3 belah pihak. Instruktur, mahasiswa, pasien. Biar sama-sama enak gitu lho...
Ohya by the way, numpang berpendapat aja sih. Kalau pasien lebih memilih mahasiswa pendidikan dokter gigi spesialis untuk merawat giginya daripada mahasiswa pendidikan dokter gigi, bagi saya itu hak pasien... Tapi kalau pasien tersebut bilang gini : "Nggak mau ah saya dirawat mahasiswa (mahasiswa S-1 seperti saya dan teman-teman maksudnya -red). Nanti gigi saya malah rusak semua." Itu yang bikin saya bete. Dan sakit hati. Sebegitu buruknya kah citra mahasiswa FKG di masyarakat ?
Lagian mau mahasiswa S-1 kek, mau mahasiswa spesialis kan statusnya sama-sama masih belajar. Ya toh ?
Tuesday, September 18, 2007
jangan gampang percaya
It was turned out that... maloklusi yang saya derita adalah klas II skeletal. Jadi kayaknya usaha saya untuk mendapatkan treatment ortho, cukup sudah sampai di sini. Kecuali ya itu... bedah rahang, the only way to close my open-bite. Soalnya kemarin pembacaan Waters, panoramic, dan cephalo saya udah jadi. My sis-in-law-to-be said that it was too difficult doing ortho-treatment for sceletal malocclusion. Ok, so... that's final I think, haha...
By the way, kemarin pasien indikasi inlay yang saya dapat dari emergency nggak dateng. Padahal semalam sebelumnya udah saya telpon dan dia bilang ok-ok-ok... It seemed that she's run away. Haha.... Sebel ? Oh jelas... But at least saya dapet pelajaran baru : Jangan gampang percaya sama pasien-pasien emergency. Kok ya untungnya, dia sudah kabur duluan sebelum sempat saya diagnosa. Jadi itungannya, saya cuma rugi pulsa. Sisanya, pantas saya syukuri. Setidaknya bukan pas insersi dia melarikan diri. Hehehe... Thanks God.
By the way, kemarin pasien indikasi inlay yang saya dapat dari emergency nggak dateng. Padahal semalam sebelumnya udah saya telpon dan dia bilang ok-ok-ok... It seemed that she's run away. Haha.... Sebel ? Oh jelas... But at least saya dapet pelajaran baru : Jangan gampang percaya sama pasien-pasien emergency. Kok ya untungnya, dia sudah kabur duluan sebelum sempat saya diagnosa. Jadi itungannya, saya cuma rugi pulsa. Sisanya, pantas saya syukuri. Setidaknya bukan pas insersi dia melarikan diri. Hehehe... Thanks God.
Friday, September 14, 2007
kids oh kids...
Entah saya yang nggak telaten ngurus anak-anak atau anak-anak itu yang keterlaluan, yang pasti beberapa hari ini saya cukup dipusingkan oleh pasien ortho saya. Seminggu lalu, saya ngajak anak-anak dari SDN Klampis buat seleksi pasien. Dari 6 pasien, hanya 2 yang diterima. 1 jadi pasien saya, 1 jadi pasien sepupu saya. Kebetulan mereka ber-6 nggak terlalu ribet diurus, jadi walaupun saya sempat stres dengan keberisikan mereka di mobil dan kantin, saya masih ok-ok aja...
Nah, berhubung pasien pacar saya ditolak semua pas itu, saya pun melebarkan akses pencarian pasien ke daerah SDN Airlangga. Di daerah itu, saya dan pacar berhasil menjaring 6 calon pasien untuk diseleksi hari Selasa tanggal 11 kemarin...
And I've got shocked !!!
Ceritanya, saya bertugas menjemput 6 anak ini di rumah masing-masing sebelum jam 12 agar bisa dibawa pacar saya pas klinik ortho jam 12 nya.
Pasien I : Ayu. Cerewetnya luar biasa. Pas saya jemput, dia masih nyiapin buku. Nunggu sekitar 10 menit, kita pun jalan ke rumah pasien kedua.
Pasien II : Ima. Untung pas dijemput, dia sudah siap. Setelah pamitan sama ibunya, saya ajak 2 anak ini untuk jemput 4 temennya yang lain.
Ayu dan Ima bukan main cerewetnya. Sepanjang jalan mereka nggak berhenti mengoceh, dan yang bikin saya agak-agak shock...mereka bilang gini :
Entah-Ayu-entah-Ima (karena saya konsen nyetir) : "Kak Imel, ntar kita berenang ya ?"
Saya-yang-bete-luar-biasa-karena-jalanan-macet-sekali : "Mau renang di mana ? Di Brantas ?"
Ayu : "Jangan di Brantas, kak. Di Waterpark aja ! Tapi kak Imel yang bayarin."
OMG...
Ima : "Nanggung kak kalau di Waterpark. Sekalian aja ke WBL."
Saya (berlagak bego) : "Di mana itu ya ?"
Ima : "Wisata Bahari Lamongan. Di Lamongan, kak... Ayo kak... Ya kak ya ??? Bayarin ya kak ya..."
Busyet... saya aja belum pernah ke sana....
Saya : "Kakak nggak tahu jalannya."
Entah-Ayu-entah-Ima : "Ntar ajak ibu Ima aja. Ibu Ima pernah pergi ke sana."
Aduh, saya bener-bener speechless... Untung pas itu saya udah sampai ke rumah pasien berikutnya. Jadi omongan soal renang-berenang itu bisa dipending sebentar.
Pasien III : Luluk. Pas saya jemput, dia baru mau mandi. Huks... T.T
Dan ~well~ mereka bertiga mulai mengaduk-aduk isi mobil, membuat keributan, dan memanjati punggung saya.
3 pasien berikutnya, Vivin, Yiyin, dan Agung saya jemput di sekolah mereka yang gangnya sempit banget. Alhasil mobil saya parkir di luar gang. Untung 3 pasien kecil saya ini cukup waras untuk mendengarkan instruksi saya dibanding 3 pasien yang lain yang sibuk rebutan siapa yang duduk di samping saya, di depan.
Sampai kampus, mereka berlarian sambil menyeret-nyeret saya.
Dan merangkul-rangkul pinggang saya ~kecuali Agung dan Vivin, thanks God !~
Dan mulai rewel minta dibelikan minum.
Sama makanannya sekalian.
Dan dengan rewel minta diajak ke WBL. Kamis ini ~tapi berhasil saya bujuk kalau perginya kapan-kapan aja setelah Lebaran~
Lebih kacau lagi, ternyata pasien ortho yang akan saya rawat... datang bersama 3 temennya yang nakalnya ajubilah...
Pasien saya, Uti, memang saya perlukan datang hari itu untuk saya ajukan acc pasien ke dosen pembimbing saya. Tapi 3 temennya itu kan nggak ada kena-mengenanya sama klinik saya...
Saya : "Lho Uti, ngapain temen-temenmu pada ikutan ke sini ? Emang mau dikawat juga giginya ?"
Uti : "Enggak kak."
Saya : "Kalau gitu, ngapain ikut ?"
Uti : "Mereka maksa ikut kak."
Saya menunjuk salah satu teman Uti. Bocah cowok ini emang dari tampangnya keliatan bandel luar biasa.
Saya : "Kamu emangnya mau dikawat ?"
Si bocah : "Enggak kak."
Saya : "Kalau gitu ngapain ikut ?"
Si bocah : "Kata Uti, di sini dikasi makan gratis."
Saya : "Jadi kamu di sini nggak dikawat, cuma minta makan ?"
Si bocah : "Iya, aku beliin nasi goreng dong kak. Sama es campur ya."
Bocah lain : "Aku nasi goreng sama es doger."
Bocah satunya lagi : "Aku nasi goreng sama es milo."
Gila, saya sampai mau mati rasanya. Jadi dikiranya saya lagi bagi-bagi zakat gitu kali... Akhirnya memang saya beliin mereka nasi goreng satu per satu (plus teh botol. Tidak ada es doger-campur-milo segala macem). Terserah mereka mau makan atau enggak, yang pasti untuk kunjungan berikutnya, saya sudah omongin si Uti agar tidak mengajak teman-temannya.
Dan thanks God, saya nggak perlu nganterin mereka pulang. Sepupu saya berbaik hati nganterin rombongan dari SDN Klampis. Pacar saya berbaik hati nganterin rombongan dari SDN Airlangga.
Untung requirement pasien ortho semester ini cuma 1 pasien...
Nah, berhubung pasien pacar saya ditolak semua pas itu, saya pun melebarkan akses pencarian pasien ke daerah SDN Airlangga. Di daerah itu, saya dan pacar berhasil menjaring 6 calon pasien untuk diseleksi hari Selasa tanggal 11 kemarin...
And I've got shocked !!!
Ceritanya, saya bertugas menjemput 6 anak ini di rumah masing-masing sebelum jam 12 agar bisa dibawa pacar saya pas klinik ortho jam 12 nya.
Pasien I : Ayu. Cerewetnya luar biasa. Pas saya jemput, dia masih nyiapin buku. Nunggu sekitar 10 menit, kita pun jalan ke rumah pasien kedua.
Pasien II : Ima. Untung pas dijemput, dia sudah siap. Setelah pamitan sama ibunya, saya ajak 2 anak ini untuk jemput 4 temennya yang lain.
Ayu dan Ima bukan main cerewetnya. Sepanjang jalan mereka nggak berhenti mengoceh, dan yang bikin saya agak-agak shock...mereka bilang gini :
Entah-Ayu-entah-Ima (karena saya konsen nyetir) : "Kak Imel, ntar kita berenang ya ?"
Saya-yang-bete-luar-biasa-karena-jalanan-macet-sekali : "Mau renang di mana ? Di Brantas ?"
Ayu : "Jangan di Brantas, kak. Di Waterpark aja ! Tapi kak Imel yang bayarin."
OMG...
Ima : "Nanggung kak kalau di Waterpark. Sekalian aja ke WBL."
Saya (berlagak bego) : "Di mana itu ya ?"
Ima : "Wisata Bahari Lamongan. Di Lamongan, kak... Ayo kak... Ya kak ya ??? Bayarin ya kak ya..."
Busyet... saya aja belum pernah ke sana....
Saya : "Kakak nggak tahu jalannya."
Entah-Ayu-entah-Ima : "Ntar ajak ibu Ima aja. Ibu Ima pernah pergi ke sana."
Aduh, saya bener-bener speechless... Untung pas itu saya udah sampai ke rumah pasien berikutnya. Jadi omongan soal renang-berenang itu bisa dipending sebentar.
Pasien III : Luluk. Pas saya jemput, dia baru mau mandi. Huks... T.T
Dan ~well~ mereka bertiga mulai mengaduk-aduk isi mobil, membuat keributan, dan memanjati punggung saya.
3 pasien berikutnya, Vivin, Yiyin, dan Agung saya jemput di sekolah mereka yang gangnya sempit banget. Alhasil mobil saya parkir di luar gang. Untung 3 pasien kecil saya ini cukup waras untuk mendengarkan instruksi saya dibanding 3 pasien yang lain yang sibuk rebutan siapa yang duduk di samping saya, di depan.
Sampai kampus, mereka berlarian sambil menyeret-nyeret saya.
Dan merangkul-rangkul pinggang saya ~kecuali Agung dan Vivin, thanks God !~
Dan mulai rewel minta dibelikan minum.
Sama makanannya sekalian.
Dan dengan rewel minta diajak ke WBL. Kamis ini ~tapi berhasil saya bujuk kalau perginya kapan-kapan aja setelah Lebaran~
Lebih kacau lagi, ternyata pasien ortho yang akan saya rawat... datang bersama 3 temennya yang nakalnya ajubilah...
Pasien saya, Uti, memang saya perlukan datang hari itu untuk saya ajukan acc pasien ke dosen pembimbing saya. Tapi 3 temennya itu kan nggak ada kena-mengenanya sama klinik saya...
Saya : "Lho Uti, ngapain temen-temenmu pada ikutan ke sini ? Emang mau dikawat juga giginya ?"
Uti : "Enggak kak."
Saya : "Kalau gitu, ngapain ikut ?"
Uti : "Mereka maksa ikut kak."
Saya menunjuk salah satu teman Uti. Bocah cowok ini emang dari tampangnya keliatan bandel luar biasa.
Saya : "Kamu emangnya mau dikawat ?"
Si bocah : "Enggak kak."
Saya : "Kalau gitu ngapain ikut ?"
Si bocah : "Kata Uti, di sini dikasi makan gratis."
Saya : "Jadi kamu di sini nggak dikawat, cuma minta makan ?"
Si bocah : "Iya, aku beliin nasi goreng dong kak. Sama es campur ya."
Bocah lain : "Aku nasi goreng sama es doger."
Bocah satunya lagi : "Aku nasi goreng sama es milo."
Gila, saya sampai mau mati rasanya. Jadi dikiranya saya lagi bagi-bagi zakat gitu kali... Akhirnya memang saya beliin mereka nasi goreng satu per satu (plus teh botol. Tidak ada es doger-campur-milo segala macem). Terserah mereka mau makan atau enggak, yang pasti untuk kunjungan berikutnya, saya sudah omongin si Uti agar tidak mengajak teman-temannya.
Dan thanks God, saya nggak perlu nganterin mereka pulang. Sepupu saya berbaik hati nganterin rombongan dari SDN Klampis. Pacar saya berbaik hati nganterin rombongan dari SDN Airlangga.
Untung requirement pasien ortho semester ini cuma 1 pasien...
Monday, September 10, 2007
kritik dan saran yang ~semoga~ membangun
So these late weeks were very very tiring... Klinik konser, OM, ortho, perio, cari pasien, daftarin pasien, jemput pasien, anter pulang pasien, and my mom said that I'm looked skinnier... And I think she's right. Setelah ditimbang, berat badan saya susut dari 42 kg ke 40 kg. Well~well~well... saya memang agak stress belakangan ini. Libur klinik hampir 3 bulan, praktis bikin saya terkaget-kaget di klinik yang sekarang.
Sebenernya saya no problem dengan segala macam kerjaan klinik. Jujur saja, saya suka konservasi dan lumayan berminat di ortho, perio, dan OM. But I want to say something to my beloved campus : Please hargailah kebutuhan mahasiswa yang membutuhkan sarana prasarana yang menunjang klinik. Nggak etis kalau saya tulis di sini. Yang pasti, fakultas kedokteran gigi di Singapura sudah menerapkan sistem pengajaran yang menurut saya sangat keren karena nggak ada ~atau lebih tepatnya : belum ada~ di sini : memberikan 1 kubikel untuk 1 mahasiswa, meniadakan sistem pressing sehingga mahasiswa dan dosen bisa diskusi layaknya teman sejawat, menyuplai pasien untuk mahasiswa dengan mempromosikan klinik gigi dan mulut kampusnya sehingga masyarakat nggak ragu-ragu untuk berobat (dan diobati mahasiswa), dan menetapkan indikasi requirement dengan super jelas. Misalnya sekali lihat 1 pasien, baik dokter A, dokter B, dokter C, dkk pasti kompak dalam menentukan hanya SATU diagnosa. Bukan menurut dokter A, pasien ini indikasi klas II, trus menurut dokter B, pasien ini indikasi inlay yang pada akhirnya membingungkan mahasiswa. Ohya, mereka juga nggak menganut azas : bantai dulu mahasiswa sebelum dikasi gelar sarjana.
Ya memang bener kata Yessi pas kita antre absen klinik tadi (saking ribetnya tu sistem ngabsen, kita jadi sempat ngobrol-ngobrol). Di saat Raden Wijaya masih nebang pohon buat bangun kerajaan Majapahit, Plato dan Aristoteles sudah ngomongin soal ~apa tadi Yes ??~ pokoknya sudah menjurus ke ilmiah lah... Waktu saya ke Singapura, pas lewat imigrasi, antrean sangat amat lancar dan tertib. Tapi pas sampai Indonesia ? Holoh-holohhhh... Nah, dengan kata lain ???
...
silahkan dipikir sendiri d :p
Tapi biar gimanapun, saya tetap cinta Indonesia. Saya pengen suatu saat negara ini dihargai dunia bukan karena memiliki Bali, tapi karena ilmu kedokteran giginya yang nggak kalah sama negara-negara lain. Semoga impian saya lekas terkabul. S e m o g a...
Sebenernya saya no problem dengan segala macam kerjaan klinik. Jujur saja, saya suka konservasi dan lumayan berminat di ortho, perio, dan OM. But I want to say something to my beloved campus : Please hargailah kebutuhan mahasiswa yang membutuhkan sarana prasarana yang menunjang klinik. Nggak etis kalau saya tulis di sini. Yang pasti, fakultas kedokteran gigi di Singapura sudah menerapkan sistem pengajaran yang menurut saya sangat keren karena nggak ada ~atau lebih tepatnya : belum ada~ di sini : memberikan 1 kubikel untuk 1 mahasiswa, meniadakan sistem pressing sehingga mahasiswa dan dosen bisa diskusi layaknya teman sejawat, menyuplai pasien untuk mahasiswa dengan mempromosikan klinik gigi dan mulut kampusnya sehingga masyarakat nggak ragu-ragu untuk berobat (dan diobati mahasiswa), dan menetapkan indikasi requirement dengan super jelas. Misalnya sekali lihat 1 pasien, baik dokter A, dokter B, dokter C, dkk pasti kompak dalam menentukan hanya SATU diagnosa. Bukan menurut dokter A, pasien ini indikasi klas II, trus menurut dokter B, pasien ini indikasi inlay yang pada akhirnya membingungkan mahasiswa. Ohya, mereka juga nggak menganut azas : bantai dulu mahasiswa sebelum dikasi gelar sarjana.
Ya memang bener kata Yessi pas kita antre absen klinik tadi (saking ribetnya tu sistem ngabsen, kita jadi sempat ngobrol-ngobrol). Di saat Raden Wijaya masih nebang pohon buat bangun kerajaan Majapahit, Plato dan Aristoteles sudah ngomongin soal ~apa tadi Yes ??~ pokoknya sudah menjurus ke ilmiah lah... Waktu saya ke Singapura, pas lewat imigrasi, antrean sangat amat lancar dan tertib. Tapi pas sampai Indonesia ? Holoh-holohhhh... Nah, dengan kata lain ???
...
silahkan dipikir sendiri d :p
Tapi biar gimanapun, saya tetap cinta Indonesia. Saya pengen suatu saat negara ini dihargai dunia bukan karena memiliki Bali, tapi karena ilmu kedokteran giginya yang nggak kalah sama negara-negara lain. Semoga impian saya lekas terkabul. S e m o g a...
Saturday, September 01, 2007
wish me luck
Without realizing, time really flies... Semester ini saya memutuskan ngambil skripsi. Dengan requirement klinik yang bikin speechless dan kuliah yang makin menggila, wish me luck then... Saya hanya pasang target lulus untuk klinik dan lancar untuk skripsi.
~tapi saya nggak nolak banget kalau ada yang mau jadi pasien saya, hehehe...~
I will do this job by heart, 'cause I love this job.
Ohya anyway... saya berniat jadi pasien ortho nih. At least protrusi dan open bite saya bisa terkoreksi. Walaupun katanya sulit, katanya lama, katanya mesti dioperasi, blahblahblah... I don't care. Cuma sekarang saya lagi nyari dokter yang nggak malpraktik, bertanggung jawab, dan bersedia menangani kasus saya sampai tuntas. Haha, kayaknya PPDGS yang berminat sih banyak. Tapi nyari yang responsible itu yang susah. Aslinya saya mau banget dirawat, tapi saya nggak mau dijadikan pasien-asal-memenuhi-requirement saja. Dan biasanya dari cara mereka ngomong sih ketahuan mana yang bener-bener niat ngerawat dan mana yang mau ngerawat cuma sekedar demi menuhin requirement. Semoga saja akhirnya saya nemuin yang sreg ~haha...kayak milih pacar aja d~
Obsesi terpendam saya : merasakan enaknya memotong daging burger dengan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah, bukan dengan rahang atas dibantu lidah seperti sekarang... ~yang omong-omong...bikin TMJ saya jadi lelah sekali~
NB : Pantesan dulu saya mesti kalah lomba bawa kelereng pakai sendok. Bukan kelerengnya yang jatuh, tapi sendoknya yang jatuh gara-gara nggak kegigit. Aaaarggghh...
~tapi saya nggak nolak banget kalau ada yang mau jadi pasien saya, hehehe...~
I will do this job by heart, 'cause I love this job.
Ohya anyway... saya berniat jadi pasien ortho nih. At least protrusi dan open bite saya bisa terkoreksi. Walaupun katanya sulit, katanya lama, katanya mesti dioperasi, blahblahblah... I don't care. Cuma sekarang saya lagi nyari dokter yang nggak malpraktik, bertanggung jawab, dan bersedia menangani kasus saya sampai tuntas. Haha, kayaknya PPDGS yang berminat sih banyak. Tapi nyari yang responsible itu yang susah. Aslinya saya mau banget dirawat, tapi saya nggak mau dijadikan pasien-asal-memenuhi-requirement saja. Dan biasanya dari cara mereka ngomong sih ketahuan mana yang bener-bener niat ngerawat dan mana yang mau ngerawat cuma sekedar demi menuhin requirement. Semoga saja akhirnya saya nemuin yang sreg ~haha...kayak milih pacar aja d~
Obsesi terpendam saya : merasakan enaknya memotong daging burger dengan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah, bukan dengan rahang atas dibantu lidah seperti sekarang... ~yang omong-omong...bikin TMJ saya jadi lelah sekali~
NB : Pantesan dulu saya mesti kalah lomba bawa kelereng pakai sendok. Bukan kelerengnya yang jatuh, tapi sendoknya yang jatuh gara-gara nggak kegigit. Aaaarggghh...
Thursday, August 30, 2007
i need patients
Gosh....it was a long time since my last posting ^^~ *sorry, actually I had some I-don't-know-why-I-can't-even-log-in-to-this-account problem. Haha... 555 sorries then :)
Haha, saya jadi malu promosi2 blog ini di account fs saya, tapi hampir sebulan ga saya update-updatee... Anyway, I'm counting days... 4 hari lagi saya sudah kuliah ~again!~ and everything will turn into ordinary days... kejar-kejaran sama waktu ~again!~
I hope I can find my wonderland as soon as possible, hahahaha...
Denger-denger dari temen saya, tahun ini FKG nerima 170an mahasiswa. Wogh.... apa nggak salah tuh ? Angkatan saya yang masih 140 aja kalau cari pasien udah stress nggak karuan, udah susah ngepas-pasin waktunya juga, belum lagi unit yang terbatas di klinik, gila... Mbok ya dipikirkan apa cukup klinik segitu buat 170 mahasiswa ? Dan oh ya... masih mending kalau pasien disuplai dari kampus. Nyatanya, 1 tahun klinik, orang-orang di kampung deket kampus jadi kenal saya gara-gara saya bolak-balik ke sana buat antar-jemput-cari pasien. Padahal sebenernya, pasien sesuai requirement tuh gampang banget dicari. Cuma ada 3 poin penting yang sering jadi kendala :
1. Calon pasien tersebut nggak mau dirawat mahasiswa
2. Andaikan mau dirawat mahasiswa, rata-rata calon pasien tersebut kesulitan biaya. Jadi sponsorshipnya tentu saja, mahasiswa yang bersangkutan
3. Andaikan mau dirawat dan mau dibayarin, mungkin aja dia kerja atau sekolah pas hari perawatan
Mikro omigod...
Jadi gimana dong ?
Yayaya, mungkin bener apa kata orang. Ora et labora.
Haha, saya jadi malu promosi2 blog ini di account fs saya, tapi hampir sebulan ga saya update-updatee... Anyway, I'm counting days... 4 hari lagi saya sudah kuliah ~again!~ and everything will turn into ordinary days... kejar-kejaran sama waktu ~again!~
I hope I can find my wonderland as soon as possible, hahahaha...
Denger-denger dari temen saya, tahun ini FKG nerima 170an mahasiswa. Wogh.... apa nggak salah tuh ? Angkatan saya yang masih 140 aja kalau cari pasien udah stress nggak karuan, udah susah ngepas-pasin waktunya juga, belum lagi unit yang terbatas di klinik, gila... Mbok ya dipikirkan apa cukup klinik segitu buat 170 mahasiswa ? Dan oh ya... masih mending kalau pasien disuplai dari kampus. Nyatanya, 1 tahun klinik, orang-orang di kampung deket kampus jadi kenal saya gara-gara saya bolak-balik ke sana buat antar-jemput-cari pasien. Padahal sebenernya, pasien sesuai requirement tuh gampang banget dicari. Cuma ada 3 poin penting yang sering jadi kendala :
1. Calon pasien tersebut nggak mau dirawat mahasiswa
2. Andaikan mau dirawat mahasiswa, rata-rata calon pasien tersebut kesulitan biaya. Jadi sponsorshipnya tentu saja, mahasiswa yang bersangkutan
3. Andaikan mau dirawat dan mau dibayarin, mungkin aja dia kerja atau sekolah pas hari perawatan
Mikro omigod...
Jadi gimana dong ?
Yayaya, mungkin bener apa kata orang. Ora et labora.
Thursday, August 02, 2007
high-school syndrome
Aduh saya jadi pengen banget balik ke masa SMA. The reason is... well, I don't know. Haha, yang pasti saya kangen banget pake seragam SMA (tapi saya nggak kangen sama jam sekolahnya yang half-day-full mulai dari jam setengah tujuh pagi sampai jam dua siang ~plus-jam-enam-sore-kalau-praktikum~).
Kalau bisa balik jaman SMA, saya pengen banget bisa jadian sama first love saya ~haha!, jalan bareng ke mal, nonton berdua, bikin photobox yang lucu-lucu, dikirimin bunga atau boneka pas Valentine's day, waaaaaaaaaaaaaa....
PENGEN !!
But the fact was, first love saya itu naksir sama cewek lain ~hiks!, dan saya nggak pernah jalan ke mal berdua sama cowok walaupun sekali dalam hidup saya selama SMA. So pathetic, eh ?
Padahal gebetan saya lumayan banyak di SMA :p tapi status quo semua, hehehehehehe...
Alhasil sampai detik ini cuma 2 cowok yang pernah saya kenalkan mama, jalan berdua sama saya, dan nonton berdua sama saya. Itupun setelah saya kuliah. Yah-yah... kuliah emang mengubah hidup saya. Drastis. Yang paling kentara sih, pas kuliah saya jadi gampang stres. Dulu pas SMA, stresnya paling kalau dapat jelek pas ulangan. Pas ulangan pun saya nyantai, nggak kiasu-kiasu amat kalau belajar. Sekarang ? Hohoho....
Tapi gimana-gimana sih masa paling menyenangkan ya masa SMA :)
Nunggu saya jadi dokter gigi dulu, baru masa kuliah jadi masa yang paling menyenangkan. Ya, menyenangkan buat dikenang, bukan buat dijalani :p
Kalau bisa balik jaman SMA, saya pengen banget bisa jadian sama first love saya ~haha!, jalan bareng ke mal, nonton berdua, bikin photobox yang lucu-lucu, dikirimin bunga atau boneka pas Valentine's day, waaaaaaaaaaaaaa....
PENGEN !!
But the fact was, first love saya itu naksir sama cewek lain ~hiks!, dan saya nggak pernah jalan ke mal berdua sama cowok walaupun sekali dalam hidup saya selama SMA. So pathetic, eh ?
Padahal gebetan saya lumayan banyak di SMA :p tapi status quo semua, hehehehehehe...
Alhasil sampai detik ini cuma 2 cowok yang pernah saya kenalkan mama, jalan berdua sama saya, dan nonton berdua sama saya. Itupun setelah saya kuliah. Yah-yah... kuliah emang mengubah hidup saya. Drastis. Yang paling kentara sih, pas kuliah saya jadi gampang stres. Dulu pas SMA, stresnya paling kalau dapat jelek pas ulangan. Pas ulangan pun saya nyantai, nggak kiasu-kiasu amat kalau belajar. Sekarang ? Hohoho....
Tapi gimana-gimana sih masa paling menyenangkan ya masa SMA :)
Nunggu saya jadi dokter gigi dulu, baru masa kuliah jadi masa yang paling menyenangkan. Ya, menyenangkan buat dikenang, bukan buat dijalani :p
Monday, July 23, 2007
yang penting lulus
Finally... UAS is over... ditutup dengan tidak manis oleh ujian THT. Dan by the way, saya nggak belajar serius-serius amat memang... Bahannya luar biasa banyak dan berat. Full hapalan. And it's absolutely a big no-no for me. Mengingat saya juga tidak pernah mendengarkan kuliah pak dosen dengan serius. And it was turned out that... Belajar atau gak belajar, hasilnya sama aja. Gak bisa. Temen saya yang setahu saya udah menekuni segala macam diktat THT pada hari sebelum UAS minus seminggu aja tampangnya kecut banget pas keluar dari ruang ujian. Saya ? Ya nggak pantes tho ya pasang muka kecut. Namanya juga nggak belajar... Jadi wajar kalau nggak bisa.
50 % memang salah saya sih... Tapi seandainya saya belajar pun, maksimal saya cuma sanggup ngerjain tuh soal nggak lebih dari 50 %
So the conclusion is... 50 % salah yang bikin soal juga. Yang ditanyain tuh detail. Banget ! Ujian oral med yang bujubusyet banyaknya aja (dan berkorelasi dengan dentistry) nanyanya nggak sampe sekejam THT. Gila... kalau buat FKG aja karsinoma nasofaring sampai dibahas detail, saya nggak bisa bayangin botaknya anak-anak FK... Yayayaya... anyway, yang lalu biarlah berlalu. Saya nggak peduli walaupun hasilnya cuma C, yang penting lulus.
50 % memang salah saya sih... Tapi seandainya saya belajar pun, maksimal saya cuma sanggup ngerjain tuh soal nggak lebih dari 50 %
So the conclusion is... 50 % salah yang bikin soal juga. Yang ditanyain tuh detail. Banget ! Ujian oral med yang bujubusyet banyaknya aja (dan berkorelasi dengan dentistry) nanyanya nggak sampe sekejam THT. Gila... kalau buat FKG aja karsinoma nasofaring sampai dibahas detail, saya nggak bisa bayangin botaknya anak-anak FK... Yayayaya... anyway, yang lalu biarlah berlalu. Saya nggak peduli walaupun hasilnya cuma C, yang penting lulus.
Thursday, July 19, 2007
i love you mom and dad
Since tomorrow is my birthday, I wanna thank God for everything that I have, especially for having great parents. Best parents for me in the world...
Mama
Of course she's the most precious woman in my life.
She takes care of me up to now. With love.
She's the one who always fights for me when everyone against me. Ya, setiap kali tante-gendut-jelek (that wicked woman) ngata-ngatain saya, mama ALWAYS stands in front of me. Mama rela perang mulut sama adik-papa-yang-annoying itu, demi saya.
She's the one who knows exactly my favourite food and can cook my favourite food very very well. She won't let me eat yesterday's dish and always gives me today's dish.
But she ate yesterday's dish. If I ask her to eat today's dish, she always says that she loved that dish (the yesterday one), that's why she ate it.
She buys for me nice dresses. But never buy for herself.
When I bought a new dress for her, she said that it was wasting money...
She prays for me when I extract and filling my patient's teeth for the first time. She always gives support and spirit for me to be a good dentist.
She always smile when I treat her with massage.
(Dan selalu muji kalau pijitan saya enak banget. Aduh mama, pijitan dari anakmu ini nggak ada apa-apanya banget kalau dibandingkan pengorbananmu selama ini…)
She's a good and trustful listener.
She helps me looking for patients and promote me to her friends.
She always keeps her sadness for herself.
She asked for my dad's license as I wish... to drive to school. But she's worried about me a lot when first time I drove to school.
I always try to go home earlier... Because my mom will wait for me. And won't sleep if I'm not go home yet.
I know she feel a lil bit lonely since I have a boyfriend, but she never shows that to me.
Mama... she followed me when I had some-school-programme-for-days-out-of-town for the first time. I knew it when I was home already. Because she worried if I got mad when I knew that she followed me.
Papa
He’s the most precious man in my life.
Papa loved to carry me in his back when I was a lil girl. With a super duper happy face.
He said that I exactly look like him. And he loves me a lot. He always says that I'm his little girl and protects me a lot.
He accompanied me by becak on my first day school in playgroup. Just the two of us.
He always buys me strawberry-ice-cream since he knew that I couldn't eat chocolate.
He loves to sing for me.
He loves to hear me playing piano. Even I'm not reelie good on playing it.
He was proudly said to his friends that I'm very smart when I got rank in high school.
He always worry about me when I go for days.
He screams when I drive too fast (for him, 40 km/hr is too fast)
He makes sure that I'm not in love with a wrong person.
He's a good chef and always cooks noodle in my birthday. He says that's for lucky charm so that I can live happily and longer as noodle...
He asks me to press my ego. "It makes you better, girl..." that's he always says...
He was proudly show a present that I gave for him to everyone and said : "That's from my daughter. Look, she has good sense of feeling eh ?"
He said "Good night and go to bed soon or you'll catch cold" when he found me not asleep at 11 pm.
He prays for me to be a good dentist...
I know they love me more than I can do. Even I love them so much...
In my every birthdays... it seems that God reminds me how lucky I am for having great parents like them...
I love you papa. I love you mama.
And I'll do everything to make both of you happy...
Mama
Of course she's the most precious woman in my life.
She takes care of me up to now. With love.
She's the one who always fights for me when everyone against me. Ya, setiap kali tante-gendut-jelek (that wicked woman) ngata-ngatain saya, mama ALWAYS stands in front of me. Mama rela perang mulut sama adik-papa-yang-annoying itu, demi saya.
She's the one who knows exactly my favourite food and can cook my favourite food very very well. She won't let me eat yesterday's dish and always gives me today's dish.
But she ate yesterday's dish. If I ask her to eat today's dish, she always says that she loved that dish (the yesterday one), that's why she ate it.
She buys for me nice dresses. But never buy for herself.
When I bought a new dress for her, she said that it was wasting money...
She prays for me when I extract and filling my patient's teeth for the first time. She always gives support and spirit for me to be a good dentist.
She always smile when I treat her with massage.
(Dan selalu muji kalau pijitan saya enak banget. Aduh mama, pijitan dari anakmu ini nggak ada apa-apanya banget kalau dibandingkan pengorbananmu selama ini…)
She's a good and trustful listener.
She helps me looking for patients and promote me to her friends.
She always keeps her sadness for herself.
She asked for my dad's license as I wish... to drive to school. But she's worried about me a lot when first time I drove to school.
I always try to go home earlier... Because my mom will wait for me. And won't sleep if I'm not go home yet.
I know she feel a lil bit lonely since I have a boyfriend, but she never shows that to me.
Mama... she followed me when I had some-school-programme-for-days-out-of-town for the first time. I knew it when I was home already. Because she worried if I got mad when I knew that she followed me.
Papa
He’s the most precious man in my life.
Papa loved to carry me in his back when I was a lil girl. With a super duper happy face.
He said that I exactly look like him. And he loves me a lot. He always says that I'm his little girl and protects me a lot.
He accompanied me by becak on my first day school in playgroup. Just the two of us.
He always buys me strawberry-ice-cream since he knew that I couldn't eat chocolate.
He loves to sing for me.
He loves to hear me playing piano. Even I'm not reelie good on playing it.
He was proudly said to his friends that I'm very smart when I got rank in high school.
He always worry about me when I go for days.
He screams when I drive too fast (for him, 40 km/hr is too fast)
He makes sure that I'm not in love with a wrong person.
He's a good chef and always cooks noodle in my birthday. He says that's for lucky charm so that I can live happily and longer as noodle...
He asks me to press my ego. "It makes you better, girl..." that's he always says...
He was proudly show a present that I gave for him to everyone and said : "That's from my daughter. Look, she has good sense of feeling eh ?"
He said "Good night and go to bed soon or you'll catch cold" when he found me not asleep at 11 pm.
He prays for me to be a good dentist...
I know they love me more than I can do. Even I love them so much...
In my every birthdays... it seems that God reminds me how lucky I am for having great parents like them...
I love you papa. I love you mama.
And I'll do everything to make both of you happy...
Tuesday, July 10, 2007
even a wall has ears too~
...'cause I couldn't stand the pain...
(If I Fell - The Beatles)
Why don't you just keep silent and learn to shut your mouth ---> lesson for today (trust me, it works ! Jadi kalau mau ngomong itu mbok ya ngomong yang bagus-bagus aja... Bayangin aja kalau omongan jelek-jelekmu nyampai ke orang yang bersangkutan... Belum lagi kalau ditambah-tambahi sama si pencerita biar seru) Heyyy, true friends won't stab in the back, right ?? Nah parahnya, omongan 'jelek-jelek' mereka ~they who I ever called : best friends~ toh nyampai juga di kuping saya. Hummm...
(again) I couldn't stand the pain...
Jadi daripada repot-repot mikirin omongan orang, saya milih cuek ajalah. I don't care. Gini-gini toh saya juga nambah pahala kan ? Dengan ngomongin saya, berarti secara nggak langsung saya bikin mereka seneng juga toh ? Makasih lho kalian udah repot-repot ngomongin saya, hehehehe. But... like what I've written before, I don't care...
And remember that even a wall has ears too... ~so next time, hati-hati jaga mulutmu darlings :)
By the way, hari ini gitar saya ~nico~ baru ganti senar akustik setelah 8 tahunan dia pakai senar nilon. Hohoho, it looks perfect. Can't wait to sing all night long with nico. Forgive me neighbours... hope that you all still can have a nice dream tonight :p
(If I Fell - The Beatles)
Why don't you just keep silent and learn to shut your mouth ---> lesson for today (trust me, it works ! Jadi kalau mau ngomong itu mbok ya ngomong yang bagus-bagus aja... Bayangin aja kalau omongan jelek-jelekmu nyampai ke orang yang bersangkutan... Belum lagi kalau ditambah-tambahi sama si pencerita biar seru) Heyyy, true friends won't stab in the back, right ?? Nah parahnya, omongan 'jelek-jelek' mereka ~they who I ever called : best friends~ toh nyampai juga di kuping saya. Hummm...
(again) I couldn't stand the pain...
Jadi daripada repot-repot mikirin omongan orang, saya milih cuek ajalah. I don't care. Gini-gini toh saya juga nambah pahala kan ? Dengan ngomongin saya, berarti secara nggak langsung saya bikin mereka seneng juga toh ? Makasih lho kalian udah repot-repot ngomongin saya, hehehehe. But... like what I've written before, I don't care...
And remember that even a wall has ears too... ~so next time, hati-hati jaga mulutmu darlings :)
By the way, hari ini gitar saya ~nico~ baru ganti senar akustik setelah 8 tahunan dia pakai senar nilon. Hohoho, it looks perfect. Can't wait to sing all night long with nico. Forgive me neighbours... hope that you all still can have a nice dream tonight :p
Monday, June 25, 2007
anti wahana
Dulu banget, alkisah waktu saya kecil... saya paling seneng kalau diajak jalan-jalan di playground. Itu loh... yang ada carrousel warna warni sama papan jungkat-jungkit dengan warna ultra shocking. Saya juga seneng banget naik rollercoaster ulat bulu zaman dahulu kala di THR sebelum tempat itu direnovasi jadi panggung dangdutan semalam suntuk kayak sekarang....
Nah, kalo dipikir-pikir... semua anak kecil normal pasti suka kalo diajak ke playground. Saya yang segede gini aja nggak nolak kalo diajak naek carrousel atau rollercoaster ulat bulu lagi.
Tapi...pacar saya bener-bener susah kalo diseret buat naik wahana. Apapun. Termasuk galleon di TP. Owh myyyy... ternyata pas kecil, naek perosotan aja dia nggak pernah. Nah, kalo gini..... piyeeee caranya mau ke Dufan ? Lah dia cuma nonton thok la'an...
Nah, kalo dipikir-pikir... semua anak kecil normal pasti suka kalo diajak ke playground. Saya yang segede gini aja nggak nolak kalo diajak naek carrousel atau rollercoaster ulat bulu lagi.
Tapi...pacar saya bener-bener susah kalo diseret buat naik wahana. Apapun. Termasuk galleon di TP. Owh myyyy... ternyata pas kecil, naek perosotan aja dia nggak pernah. Nah, kalo gini..... piyeeee caranya mau ke Dufan ? Lah dia cuma nonton thok la'an...
Monday, June 11, 2007
lelaki buaya darat
Ceritanya hari ini saya ketemu temen baik saya pas SMA waktu makan di depot belakang Sinlui ~SMA saya dulu~. Dia terheran-heran pada kemana semua bakul makanan di Unair kok sampe saya bela-belain makan di daerah Sinlui. Oh well, sejak SMA saya memang doyan makan di warung-warung dan depot-depot belakang sekolah. Enak dan harganya terjangkau. Murah meriah. Dan kebiasaan itu suka kebawa sampai kuliah. So sometimes I eat there... Sekalian nostalgia.
Back to my best friend... Terakhir ketemu dia ~couple months ago in a reunion~ dia nggak se-fresh dan secantik hari ini. Dandan was not her middle name in high school. Tapi hari ini saya ngeliat dia begitu fresh, rambutnya mulai dipanjangin, dan dia keliatan stabil. Dia juga tetep serame dulu, nyapa saya dan nanyain kabar saya. Keliatan jauh lebih stabil daripada pas terakhir ketemu dia ~saat itu dia baru putus, diputusin tepatnya...~
Saya kaget banget. Soalnya saya kenal siapa pacarnya. Cowok manis yang keliatannya sayang banget sama dia, dan kayaknya nggak mungkin mutusin dia. Mereka pacaran udah sejak kelas 2 SMA, dan awet-awet aja selama 3-4 tahunan gitu tanpa pertengkaran yang berarti. Pas denger mereka putus, saya sempat menyayangkan sih... Pacaran udah lama, temen-temen yang lain juga udah sreg sama pacarnya ~ohya, geng saya cewek semua pas SMA~ Lagian alasannya tuh cowok mutusin temen saya juga bukan karena nggak cinta, tetapi faktor keluarga. Yah, I felt sorry for them at that time, especially for my best friend. Dia keliatan sedih dan terpukul banget pas itu. Iyalah, kita-kita temen baiknya tahu pasti kalau dia sayang banget sama cowok itu. Saya sampai sekarang masih mikir kalau suatu saat nanti mereka bakal comeback. Dan saya seneng banget ketemu bestfriend saya yang ceria dan rame kayak biasanya seperti hari ini...
After we talked for a while, temen saya pamitan balik ke kampusnya. Abis dia pergi, beberapa menit kemudian saya ngeliat...
mantan pacarnya
Iya, cowok manis yang dia sayang banget itu (mungkin juga masih sayang sampai sekarang), yang menurut saya juga sayang banget sama bestfriend saya, yang dulu pernah jadi pacarnya itu...
He's not alone
Dia lagi gandengan sama cewek. Dan cewek itu bukan temen baik saya.
Saya bahkan nggak tahu bestfriend saya itu tahu atau enggak mantan pacarnya tersayang ~yang mutusin dia karena FAKTOR keluarga itu~ udah punya cewek baru.
Semoga tidak semua laki-laki seperti dia.
Back to my best friend... Terakhir ketemu dia ~couple months ago in a reunion~ dia nggak se-fresh dan secantik hari ini. Dandan was not her middle name in high school. Tapi hari ini saya ngeliat dia begitu fresh, rambutnya mulai dipanjangin, dan dia keliatan stabil. Dia juga tetep serame dulu, nyapa saya dan nanyain kabar saya. Keliatan jauh lebih stabil daripada pas terakhir ketemu dia ~saat itu dia baru putus, diputusin tepatnya...~
Saya kaget banget. Soalnya saya kenal siapa pacarnya. Cowok manis yang keliatannya sayang banget sama dia, dan kayaknya nggak mungkin mutusin dia. Mereka pacaran udah sejak kelas 2 SMA, dan awet-awet aja selama 3-4 tahunan gitu tanpa pertengkaran yang berarti. Pas denger mereka putus, saya sempat menyayangkan sih... Pacaran udah lama, temen-temen yang lain juga udah sreg sama pacarnya ~ohya, geng saya cewek semua pas SMA~ Lagian alasannya tuh cowok mutusin temen saya juga bukan karena nggak cinta, tetapi faktor keluarga. Yah, I felt sorry for them at that time, especially for my best friend. Dia keliatan sedih dan terpukul banget pas itu. Iyalah, kita-kita temen baiknya tahu pasti kalau dia sayang banget sama cowok itu. Saya sampai sekarang masih mikir kalau suatu saat nanti mereka bakal comeback. Dan saya seneng banget ketemu bestfriend saya yang ceria dan rame kayak biasanya seperti hari ini...
After we talked for a while, temen saya pamitan balik ke kampusnya. Abis dia pergi, beberapa menit kemudian saya ngeliat...
mantan pacarnya
Iya, cowok manis yang dia sayang banget itu (mungkin juga masih sayang sampai sekarang), yang menurut saya juga sayang banget sama bestfriend saya, yang dulu pernah jadi pacarnya itu...
He's not alone
Dia lagi gandengan sama cewek. Dan cewek itu bukan temen baik saya.
Saya bahkan nggak tahu bestfriend saya itu tahu atau enggak mantan pacarnya tersayang ~yang mutusin dia karena FAKTOR keluarga itu~ udah punya cewek baru.
Semoga tidak semua laki-laki seperti dia.
Friday, June 01, 2007
happy vesakh day
Sejak Marsh ~temen sekampus saya~ minjemin dvd Princess Hours dan Jewel in the Palace, frekuensi saya ngedate sama tv dan perangkat dvd bertambah drastis. Aduh... kenapa sih film-film Korea selalu bikin ketagihan ? Udah yang maen cantik-cantik, baju-bajunya itu lho~~ manis-manis banget...
Seenggaknya sih nggak senorak sinetron-sinetron Indonesia ~yang ujung-ujungnya plagiat film Korea atau Jepang atau Taiwan~ *sorry, no heart feeling*
By the way...
~Happy Vesakh Day 2551~
sabbe sattha bhavantu shukitatha, sadhu, sadhu, sadhu
(semoga semua makhluk berbahagia)
Seenggaknya sih nggak senorak sinetron-sinetron Indonesia ~yang ujung-ujungnya plagiat film Korea atau Jepang atau Taiwan~ *sorry, no heart feeling*
By the way...
~Happy Vesakh Day 2551~
sabbe sattha bhavantu shukitatha, sadhu, sadhu, sadhu
(semoga semua makhluk berbahagia)
Subscribe to:
Posts (Atom)